Header Ads

ads

Minggu, September 13, 2020

Waspadalah, Surga Bisa Tertutup karena Tiga Hal Ini

Al Muawanah - Semua manusia, apa pun agamanya, pasti berkeinginan dan bercita-cita apabila sudah meninggal dunia masuk ke dalam surga.


Namun, ternyata ada tiga hal yang bisa menghalangi seorang Muslim masuk surga. Bahkan, meski ia banyak berbuat baik.

Masuk surga adalah hak Allah SWT, untuk memilih siapa saja yang layak berada di dalam hidup keabadian itu. 

Baca juga: 6 Keutamaan Membaca Sholawat 

Tetapi, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan, agar perjalanan menuju ke sana (surga) dimudahkan oleh Allah dan Rasulullah Muhammad SAW.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah bersabda: "Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga: pecandu minuman keras, anak durhaka, dan laki-laki yang membiarkan tindak kekejian terjadi di tengah keluarganya". (HR Ahmad). 

Mengapa tiga golongan ini diharamkan masuk surga? Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari Sahijab:

1. Pecandu Minuman Keras

Pecandu minuman keras disebut pertama oleh Rasulullah. Sebab, minuman keras memang haram dikonsumsi. Selain merusak tubuh, minuman keras juga merusak akal dan pikiran. 

Dalam hadistnya yang lain, Rasullullah SAW bersabda "Allah melaknat peminum khamar, yang menyuguhkannya, yang menjualnya, yang membelinya, yang membuatnya, yang menyuruh membuat, yang memanggul dan yang menerimanya". (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah). 

2. Anak Durhaka

Anak durhaka adalah anak yang senantiasa membangkang pada kedua orang tuanya. Menyakiti hati orang tua dan membuat orang tua terluka dan tak lagi ridho padanya. Padahal, ridho Allah adalah ridho orang tua. Jika orang tua terluka dan tak ridho pada perilaku anaknya, maka ridho Allah juga tak akan terbuka. 

 Dalam Alquran Allah berfirman, "Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada orang tua perkataan 'ah' dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS, Al Isra, 23) 

3. Dayyuts atau orang yang membiarkan keluarganya

Dayyuts adalah sikap tidak peduli seorang suami terhadap istri dan anak-anaknya. Ia tak merasakan cemburu dan tak berkeinginan membawa anak dan istrinya ke jalan yang benar. Sementara itu, Islam meminta suami untuk bertanggung jawab penuh atas istri dan anaknya, agar senantiasa berada di jalan yang diridhoi Allah SWT dan menuju surga-Nya. (as)

Baca juga: Ceramah Ustadz Syaiful Anwar Mahmud Al Bantani soal Sahabat Alqomah